Sabtu, 25 September 2021

Cerpen Anak - Tipuan Debu Nawas Kepada Tuan Tanah Yang Pelit

Tipuan Abu Nawas kepada Tuan Tanah Yang Pelit dan Kikir

Selamat siang para debu nawas likers,silahkan baca-baca kembali kisah lucu perihal kecerdikan abu nawas di sini.kali ini makna dari cerita ini Bahwa orang yang kikir dan serakah tentu akan kena batunya.

Tokoh -tokoh dalam kisah ini

  • Abu Nawas
  • Tuan tanah
  • Para Pekerja Tuan Tanah

Pada sebuah hari tepatnya hari itu Ramadan Ramadhan menjelang hari yang keenam.
Seperti lazimnya , Sambil menunggu bedug magrib tiba,abu nawas duduk di beranda rumahnya. ia berfikir bagaimana caranya semoga dapur rumahnya tetep ngebul sambiil menatap ke arah langit biru.

Tipuan Abu Nawas kepada Tuan Tanah Yang Pelit dan Kikir Cerpen Anak - Tipuan Abu Nawas Kepada Tuan Tanah yang Pelit

Cerpen Anak - Tipuan Abu Nawas Kepada Tuan Tanah yang Pelit

Tidak jauh dar rumahnya bubuk nawas ada seorang tuan tanah yang pastinya selaku tuan tanah,tentu saja mempunyai rumah yang besar.Rumah yang lengkap dengan seperangkat gudang masakan,lahan peternakan dan kamar.

Hampir setiap orang yang berada didaerah itu bahkan Abu Nawas sendiri melakukan pekerjaan dengan tuan tanah itu,bekerja keras saban hari hari namun dengan hasil yang sedikit.

Dan kalau meminjam uang dari dirinya maka mesti mengembalikannya dengan bunga yang sangat tinggi. Tingkat penghisapanya sungguh tinggi.Dan tuan tanah itu mempunyai sifat yang pelit, kikir, tamak dan loba.

Singkat Cerita

Sang Tuan tanah ini mendengar kabar bahwa Abu Nawas mempunyai suatu kepandaian yang asing. Bila dia meminjam sesuatu maka akan dikembalikan secara lebih, katanya pinjamannya itu beranak.

Seperti meminjam seekor ayam maka ayam itu akan dikembalikan dua karena ayam itu beranak. Menarik juga kepandaian Abu Nawas ini pikir sang tuan tanah. Tuan tanah kemudian berpikir biar Abu Nawas secepatnya meminjam darinya.

Secara kebetulan sore itu Abu Nawas ingin meminjam 3 butir telur kapada tuan Tanah itu. Tuan tanah tentu saja bahagia memperlihatkan perlindungan kepada Abu Nawas alasannya pinjaman itu akan menjadi banyak alasannya adalah beranak.

Malahan tuan tanah itu menanyakan terhadap debu nawas
 "apakah ingin meminjam lainnya".

Abu Nawas menjawab "tidak perlu". [Dia cuma butuh 3 butir telur].

Tuan tanah itu mengajukan pertanyaan lagi dengan Abu Nawas "bubuk nawas kapan telur itu akan beranak?"

Abu nawas menjawab "itu tergantung dengan keadaan".

Singkat-singkat Cerita

Lima hari lalu, Abu Nawas pun kembali ke rumahnya si tuan tanah itu. Mengembalikan telur menjadi 5 butir. Melihat 5 butir telur betapa senangnya Tuan tanah itu.

Tuan tanah kemudian menanyakan terhadap debu nawas apakah ia akan meminjam lagi. Abu Nawas kemudian meminjam piring tembikar sebanyak 2 buah. Tuan tanah itu memberikan dengan bahagia hati dan berharap piringnya itu menjadi banyak.

Pada Lima hari kemudiannya Abu Nawas tiba lagi kerumah si tuan tanah dengan menenteng tiga piring tembikar. Walaupun tidak cocok dengan yang diharapkan oleh si tuan tanah, tetapi hatinya cukup bangga lantaran dua piring dulu cuma melahirkan 1 anak saja. Tak apa pikir sang tuan tanah karena bisa saja orang mempunyai anak tunggal bahkan tidak memiliki anak.

Ahirnya Abu Nawas dan Tuan tanah itu sama - sama senang. Maka dari itu tuan tanah itu meminjamkan duit senilai 1000 dinar. Jumlah yang sungguh besar, gaji buat seluruh karyawan dan pekerjanya selama 1 bulan.

Tuan tanah itu berangan - angan bahwa duit yang dipinjam debu nawas nanti akan diapakan alasannya yakni akan banyak beranak. Tuan tanah itu menanti dengan tidak sabar.

Ditunggu selama lima hari, bubuk nawas tidak kunjung tiba.Sudah nyaris satu bulan, Abu nawas juga tidak tiba. Saat tuan tanah akan mengunjungi rumah Abu Nawas dengan centengnya, Abu Nawas tiba.

Mulanya tuan tanah besar hati tapi setelah Abu Nawas menerangkan persoalannya, bukan main marahnya tuan tanah itu.

"Sayang sekali tuan. Uang yang saya pinjam itu, bukannya beranak, malah tiga hari kemudian mati secara tiba-tiba." Ujar Abu Nawas

Mendengar kata- kata itu betapa geramnya tuan tanah. Hampir saja Abu Nawas dihajar centeng tuan tanah. Untung saja ada sobat - sobat bubuk nawas yang gres pulang dari melaksanakan pekerjaan .

Lalu si tuan tanah itu mengadukan bubuk nawas terhadap pengadilan. Tuan tanah itu berharap Abu Nawas akan digantung atau bahkan dieksekusi rajam.

Dan,singkat kisah pun pengadilan pun digelar. Abu Nawas membeberkan semua duduk permasalahanya. Demikian juga tuan tanah itu menandakan. Pengadilan pun menetapkan cukup rasional (masuk logika). Kalau sesuatu bisa beranak sudah pasti mampu mati.
Dan Abu nawas sudah melaksanakan lakonnya dengan baik.

Dan tuan tanah yang tamak itu sudah tertipu alasannya adalah wataknya sendiri yang kikir, tamak, pelit.

Demikian dongeng tentang Abu Nawas yang membohongi tuan tanah yang pelit,kikir,dan serakah.
Hiduplah untuk berbagi,alasannya Berbagi itu indah.

Tag: tuan tanah, kisah anak, bubuk nawas, debu, nawas, abunawas, cerpen, kisah, jenaka, lucu