Diceritakan dulu kurun. Ada seekor bangau renta yang sukar, susah alasannya ia tidak bisa menangkap ikan secepat dulu lagi. Usianya sudah menggerogoti kekuatan dan kesigapan nya, padahal Talaga dimana tempat ia tinggal banyak sekali ikannya yang berwarna-warni.
![]() |
Dongeng Binatang - Bangau Tua Yang Licik |
" sepertinya saya harus menggunakan siasat" dalam fikiran bangau busuk tanah itu.
Kemudian bangau renta itu pasang agresi di tepi Telaga. Ia bangkit terpekur dengan paras duka dan murung. Walau pun kan-ikan yang berenang di dekatnya sengaja tidak beliau hiraukan, padahal mirip umumnya beliau selalu mematuk atau memangsa ikan-ikan di dalam danau itu.
Tiba-tiba seekor kodok menghampirinya dan mengajukan pertanyaan " pak Bangau, mengapa engkau kelihatan murung sekali? Mengapa engkau tidak menjajal menangkapku?"
" tidak," kata bangau dengan sedih. " saya sudah wangi tanah, saya telah cukup puas sebab sudah banyak sekali ikan ikan, kodok kodok dan kepiting kepiting yang ku makan dari Telaga ini."
" lho? Terus kenapa kok kelihatannya engkau bersedih?" sahut Si Kodok
" semuanya akan berakhir..." kata bangau tua.
" ada apa kiranya bangau?" si Kodok penasaran.
Kembali sibangau berkata dengan sedih, " kemarin saya sudah mendengar rencana masyarakatlokal, rupanya mereka akan mengosongkan Telaga ini dan akan menguruk dengan tanah untuk menanam buah dan sayuran."
" wah, itu gawat sekali...!" seru Si Kodok
" Iya, semua ikan-ikan, kodok, kepiting dan hewan-binatang yang lain akan mati tertimbun oleh tanah, kemudian saya juga mungkin akan mati karena tidak dapat mencari makan lagi." ujar si bangau sedih dengan diiringi tetes air mata.
Si Kodok yang lincah berenang itu secepatnya memberitahukan hal itu terhadap penghuni Telaga lainnya. Semua ikan, kodok, kepiting dan binatang-binatang kecil lainnya cemas mendengar info buruk itu.
" apa yang mesti kita kerjakan?" tanya mereka terhadap sesamanya
" mari kita menemui Pak Bangau, dia lebih bau tanah dan terlatih Mungkin ia bisa menolong untuk menyelamatkan kita."
Sambil menangis tersedu-sedu semua penghuni Telaga menghadap bangau wangi tanah, mereka memohon," selamatkanlah kami, kami tidak mau mati. Hanya engkau bangau renta yang mampu mempertimbangkan planning untuk menyelamatkan kami."
Si burung bangau renta berpura-pura berfikir dengan keras dan berkata
" saya akan mencoba kesanggupan terbaik untuk menyelamatkan nyawa kalian semua, saya tahu Telaga lain cuma agak sedikit jauh dari sini. Bila kalian yakin kepadaku, aku akan membawamu dan semuanya ke sana." begitu ucap bangau renta kepada para penghuni danau.
Akhirnya, semua ikan, kodok dan kepiting mulai bertengkar di antara mereka sendiri. Masing-masing ingin paling dahulu dibawa oleh si Bangau.
" sebentar, sebentar seluruhnya," kata si bangau dengan tegas " kita semua mesti tabah. Aku sudah anyir tanah dan lemah serta gampang lelah. Aku akan membawamu seekor seekor pada waktu pada satu waktu. Aku akan menenteng ikan-ikan apalagi dahulu."
" sekarang saatnya melaksanakan planning itu," pikir sang Bangau.
Lalu kemudian ia cepat-cepat mematuk seekor ikan di paruhnya yang tajam itu kemudian bangau tua pun terbang.
" sudah sampai kah kita ke Telaga, tuan Bangau?" tanya si ikan dengan sungguh cemas sehabis beberapa usang dibawa melayang oleh si Bangau bau tanah dua.
" ehem, ehem," jawab sibangau dengan paruhnya mengatup lebih dekat pada ikan. Kemudian si bangau renta hinggap pada tebing Karang dan dengan secepatnya yang melahap mangsanya.
Hari-hari berlalu penuh kegembiraan bagi sang Bangau. Manakala ia merasa lapar, ia akan mengambil seekor ikan dan berpura-pura mengangkutnya ke Telaga yang baru, membuatnya santapan enak.
Suatu hari, seekor Kepiting tiba menuju sang Bangau dan bersungut-sungut " pak bangau, itu tidak adil. Kau sepertinya cuma menolong para ikan saja. Setiap hari engkau membawanya meninggalkan Telaga ini, kemudian kapan giliranku?"
Si bangau bau tanah pun tersenyum licik pada dirinya " hehehe... Kesempatan baik mendapat ekor kepiting untuk makan siang hari ini," pikir Si bangau renta di dalam hatinya
" baiklah kepiting," kata si Bangau, " hari ini giliranmu."
Akhirnya, si bangau renta itu menenteng si kepiting dalam paruhnya dan secepatnya terbang. Mereka terbang agak jauh namun kepiting tidak dapat menyaksikan gejala adanya telaga yang dijanjikan.
Ketika sang bangau mulai menukik menuju tebing Karang di bawah, sedikit timbul kecurigaan si kepiting. Ketika mereka semakin akrab pada tebing, sang kepiting terkejut menyaksikan tulang tulang ikan awut-awutan dimana-mana. Akhirnya sang kepiting menyadari, apa yang sebenarnya yang sudah dikerjakan oleh si bangau bau tanah.
" ternyata ia membohongi kami," pikir Si kepiting." awas ya, akan kubalas kau bangau renta."
Ketika bangau mulai terbang merendah, tiba-tiba si kepiting mencengkeram leher bangau yang panjang dan ramping itu dengan cupit nya yang besar lengan berkuasa dan menjepitnya kuat-kuat.
" aduh," sang bangau memekik " lepaskan saya!"
Akan tetapi sikepiting malah justru menguatkan dan mengeraskan jepitannya. Sibangau tua berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dari cengkraman Kepiting itu akan tetapi dia tidak berhasil.
" mampuslah kamu bangau keparat," teriak si kepiting dengan mengerahkan seluruh tenaganya sampai leher sibangau putus. Kepalanya menggelinding ke tanah. Si kepiting yang pemberani itu menyeret kepala bangau yang putus ke dalam telaga. Semua penghuni Telaga mengajukan pertanyaan heran,
"lho,,? Kamu kenapa kok kembali lagi?"
" Iya," jawab si kepiting dengan sungguh murka " pak bangau rupanya ialah penipu besar. Ia secara licik sudah menciptakan jebakan untuk membunuh semua ikan, kodok dan kepiting dari Telaga ini. Ia sudah berbohong perihal menjinjing kita dengan selamat. Ia hanya menenteng kita satu persatu pada tebing Karang yang tandus Dan melahap Kita. Namun bagaimanapun juga, aku sudah menyelesaikan rencana jahatnya itu dengan cara memutus lehernya."
Seluruh penghuni Telaga itu bersorak besar hati, mereka mengelu-elukan si kepiting selaku pahlawan yang sudah menyelamatkan jiwa mereka.
Terms: dongeng pendek, cerita pendek, cerpen, dongeng binatang, kisah binatang, kisah susila, kisah watak, dongeng lucu, kisah, kumpulan cerpen, kisah fabel, kisah bergambar, kisah dongeng, cerpen bangau, sang bangau, cerpen kodok, dongeng ikan, dongeng telaga, bangau licik,